Mengenai Saya

Foto saya
Garut, Jawa Barat, Indonesia
Charming student, lazy boy.

Jumat, 13 Januari 2012

Memahami Cinta Kasih Sebagai Hal yang Terutama





Dua bukan satu. Ia memang berbeda. Orang bahkan memyebutnya bilangan prima. Dalam sejarah penciptaan, Bertambah banyaknya manusia di dunia, yang oleh penciptaNya menyebutnya bertambah banyak, penuhilah muka bumi seperti bintang di langit dan pasir di pantai hanya karena dua, ya karena dua orang manusia. Bukan satu atau pun tiga dan bukan yang lainnya. Dua memang prima.
Menurut cerita klasik, sebenarnya manusia terdiri dari satu pasang pada satu tubuh yang sama. Di dalam satu tubuh yang sama, terdapat dua jenis kelamin yang berbeda. Pria dan wanita. Konon katanya, sang dewa sangat marah karena tidak bisa bersaing dengan manusia. Dewa menjadi iri dan muncullah murka. Dewa yang berada di kahyangan terun ke bumi untuk membedah manusia menjadi bagiannya masing-masing. Pria sendiri dan wanita menjadi sendiri.
Dalam perjalanan hidupnya manusia, yang telah dipaksa pisah sendiri-sendiri oleh dewa berusaha untuk menyatukan kembali. Hanya satu bentuk tidak nyata di dunia ini yang bisa menyatukan manusia.
Bentuk yang bisa menyatukan manusia itu, bagaikan hukum kekekalan energi. Tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, bahkan kecanggihan teknologi di era digital sekarang tidak dapat merumuskan dan menjadikannya penemuan paling mutakhir sepanjang sejarah peradaban manusia. Dia hanya bisa dijelaskan melalui perasaan. Munculnya unsur tersebut semacam “shock effect” pada ajaran Almasih. Mengejutkan dan tanpa disangkah-sangka.
Secara normal manusia yang terdiri dari dua sisi yang berbeda. Secara fisika dalam bahasan mengenai magnetik, terdiri dari dua kutub yakni positif dan negatif. Pada ilmu kimia dalam topik mengenai atom menjelaskan tentang proton dan neutron, tetapi secara insani bahasa indonesia menjelaskannya sebagai kodrati yang terdiri atas pria dan wanita, laki-laki dan perempuan.
Mungkin dari semua yang membacanya ada yang sudah paham dengan maksud ini. Mungkin juga sebagian yang belum paham dengan maksudku ini. Tak apalah karena kita diciptakan berbeda dan kita harus mensyukuri itu sebab perbedaan kita telah membuat dunia menjadi berbeda dengan cara pandang kita masing-masing dari sisi berbeda. Meminjam kata-kata yang kurang aku ketahui sumbernya (karena saya membaca dari binder teman saya dan dia tidak pernah menulis tentang sumbernya) “Aku hanyalah setitik embun di lautan luas, tapi tanpa setitik embun itu lautan takan pernah penuh.” Matematika mejelaskan bahwa garis berasal dari pertemuan titik-titik. Memang semua berawal dari satu. Entah apa saja. Bahkan manusia berawal dari dua sebagai prima yang dipersatukan.
Semua yang berada di dunia ini bersumber dari yang satu dan sama, serta bermuara pada yang satu dan sama itu. Manusia hadir di dunia karena adanya sumber dan muara yang sama itu, yakni; CINTA. Segala ajaran tentang perikemanusiaan dan Hak Asasi Manusia (HAM) terinspirasi dari pergolakan manusia akan rasa dalam dadanya. Perasaan saling mengasihi atau cinta kasih. Yang secara alkitabiah dalam perjanjian baru dijelaskan untuk mengasihi sesama kita skalipu ia musuh kita.(Mat; 5 : 43-44)
Kita sering mendenga kalimat “The first love is very beautiful” atau dapat di indonesiakan menjadi “cinta pertama sangat indah.” Oleh karena keindahannya itu, cinta menjadi buah bibir. Kita berteriak-teriak menuntut kasih sayang, menyanjung-nyanjung kasih sayang bahkan menangisi kasih sayang. Lebih kompleks lagi kita sering meng-keramatkan salah satu tanggal setiap tahunnya sebagai hari kasih sayang, ironis memang. Orang berburu berbagai pernak-pernik merah muda. Coklat yang ada di minimarket terdekatpun harus kehabisan stok. Sadarkah kita bahwa ketika kita berteriak menuntut, menangis akan cinta. Adakah kita telah melakukan hal cinta kasih kepada orang lain. Adakah seribu rupiah dari lima puluh ribu rupiah untuk harga sebatang coklat ataupun sebuah boneka beruang pink itu telah membuat orang yang susah merasa ada cinta kasih dari kita. Kita cenderung mencintai untuk balasan yang setimpal dengan cinta(cinta eros). Egoisme telah merasuk nubari kita yang katanya tempat bersemedinya cinta itu.
Dalam sejarahnya, umat manusia selalu melakukan pengejaran akan cinta kasih dengan pola-pola keberhasilan dan kegagalan yang tak terhitung banyaknya. Sebab dasar manusia adalah Cinta kasih. Inilah kenyataan. Terjadinya manusia karena cinta dan untuk cinta. Manusia dapat berlangsung hidup hanya karena cinta kasih. Pada kenyataanya banyak salah tafsir tentang cinta kasih. Dengan mencoba menghapus salah tafsir itu dan menunjukan arti sebenarnya tentang cinta kasih dan menolong orang supaya berjalan pada jalan kebenaran yakni cinta kasih.
Dewasa ini manusia tidak mengerti bagaimana mempraktekkan cintah kasih. Mereka melakukan cinta kasih tetapi sebenarnya hanya sekedar cinta pada diri sendiri. Banyak orang berhenti di tengah jalan menuju cinta kasih karena tergoda oleh hayalan yang menyesatkan arti cinta kasih, seperti beberapa hal berikut ini :
Bilamana kita terharu dan menitikan air mata meihat kesedihan besar, sebenarnya itu bukan cinta kasih. Itu hanya karena kita manusia perasa.
Bilamana kita kagum akan seorang yang tenang dan perkasa atau melihat seseorang yang menggiurkan, bilamana kita lupa daratan karena godaannya, nah, itu bukan cinta kasih. Justru itu menandakan bahwa kita kalah.
Bilamana kita bingung melihat orang yang cantik atau ganteng dan menganggap kecantikan atau kegantengan itu sebagai hiburan. Kita dekat dengan setan, sahabatnya dosa yang bermukim di neraka.
Cinta kasih adalah pelajaran yang pertama dan utama yang akan mengajarkan kita kebajikan menuju jalan keselamatan. Karena tanpa cinta kasih tidak ada yang menjamin kemerdekaan dan kebebasan kita sebagai makhluk hidup yang paling mulia. Sudahkah kita berbuat cinta kasih bagi orang di sekeliling kita??? Atau kita mencibir melihat sesama yang menderita?? Mungkin tertawa dengan kemalangan seseorang?? Sekali lagi hal mendasar adanya jagat raya beserta isinya adalah cinta kasih, oleh karena itu berlakulah cinta kasih untuk setiap orang agar hidup kita bertaburan aroma cinta yang mewangi. Tebarkan virus cinta kasih ke sekeliling kita dimana pun kita berada. Untuk meneutupi refleksi ini, saya meminjam sebuah adegium Latin “Ama Et Fac Quod Vis

Antara Pencuri Sandal Jepit Dengan Pencuri Uang Negara

Posting kali ini berjudul "Antara Pencuri Sandal Jepit Dengan Pencuri Uang Negara" Sepertinya judul tulisan ini sedikit bernuansa politik, tetapi saya tidak bermaksud untuk mencampuri urusan politik. Saya mengangkat topik ini terinsperasi oleh isu yang tengah berkembang dan banyak mendapat perhatian masyarakat luas termasuk media massa. Dimana AAL, seorang siswa kelas 1 SMK di Palu, Sulawesi Tengah diajukan ke pengadilan atas kasus dugaan pencurian sandal jepit milik seorang anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah.
Kasus yang menimpa anak di bawah umur (15 tahun) ini mendapat perhatian serius dari Dewan Pembina Komisi Nasional Perlindungan Anak, Seto Mulyadi. Menurut Seto Mulyadi, semua pihak yang terkait kasus ini baik kepolisian maupun kejaksaan bersalah. Sanksi bagi kenakalan anak-anak seharusnya dikembalikan kepada orang tua anak bersangkutan, bukan di jerat dengan hukuman penjara. Selain itu Front Penyelamat Kedaulatan Rakyat mengumpulkan 1.000 sandal jepit sebagai bentuk solidaritas buat AAL. Setelah terkumpul 1.000 sandal jepit, kemudian dititipkan ke mabes polri untuk diserahkan kepada Briptu Ahmad Rusdi si pemilik sandal jepit yang hilang di curi. Sepertinya rakyat marah karena tindakan dari pihak yang seharusnya melindungi anak, ternyata menyeretnya ke penjara.

Secara sederhana, mencuri dapat diartikan “mengambil sesuatu yang bukan miliknya”. Tindakan mencuri merupakan suatu tindakan yang dilarang oleh peraturan apapun di dunia ini. Menurut hukum agama, mencuri adalah tindakan dosa. Menurut hukum negara, mencuri adalah tindakan melawan hukum. Begitu juga menurut norma adat yang berlaku diseluruh daerah di Indonesia bahwa mencuri adalah perbuatan yang melanggar adat. Memang wajar seseorang yang melanggar hukum agama, hukum negara, dan norma-norma adat diberi hukuman. Namun perlu diperhatikan siapa dan apa tujuan seseorang melakukan pencurian.

Kembali ke judul posting "Antara Pencuri Sandal Jepit Dengan Pencuri Uang Negara" Kedua tindakan tersebut adalah melawan hukum karena sama-sama mencuri. Namun perlu dibedakan tindakan yang dilakukan seorang anak yang mencuri sandal jepit dengan tindakan seorang pejabat yang mencuri uang negara (korupsi). Seorang anak nekat mencuri mungkin karena kemiskinan sehingga tidak mampu membelinya. Sedangkan seorang pejabat mencuri uang negara (korupsi) bukan karena kemiskinan, tapi demi memperkaya diri atau kelompoknya. Inilah yang membuat sebagian besar rakyat marah karena banyak para pelaku korupsi (koruptor) di negara ini yang belum disentuh hukum, sementara anak kurang mampu yang mencuri sandal jepit saja dijerat hukum.

Siapa yang tidak pernah dalam hidupnya melakukan kesalahan seperti mencuri?. Sebagian besar orang tentu pernah melakukan kesalahan, baik kesalahan ringan maupun berat. Apalagi seorang anak dalam masa pertumbuhan sering melakukan kesalahan karena dalam masa tersebut anak sedang mencari jati dirinya. Perlu peran orang tua mengawasi dan mengarahkan anaknya supaya tidak terjerumus dalam tindakan salah. Orang tua harus mencari tahu apa sebenarnya yang diinginkan anaknya. Apabila seorang anak melakukan kesalahan seperti mencuri, maka orang tua harus menasehatinya. Siapa sebenarnya yang saya maksud ORANG TUA di sini? Mereka adalah ayah dan ibu sebagai keluarga dekatnya, orang sekitar lingkungan anak, dan penegak hukum sebagai aparatur negara. Bukankan semua warga negara dilindungi oleh hukum dan undang-undang? Dengan arti kata semua warga negara berkewajiban untuk melindungi anak.

Menanggapi kasus anak seperti yang menimpa AAL, saya tidak setuju bila dijatuhi hukuman penjara, karena perkembangannya akan terganggu. Lagi pula sebenarnya tujuan seseorang dipenjara adalah untuk memberikan efek jera. Efek jera sangat tepat diberikan kepada seorang koruptor, karena koruptor adalah orang dewasa yang telah bisa membedakan antara yang benar dengan yang salah. Jadi aparatur pemerintah terutama aparat penegak hukum harus membedakan kesalahan seorang pencuri sandal jepit dengan seorang koruptor yang mencuri uang negara untuk kepentingan diri dan kelompoknya.

RUQYAH SYIRKIYYAH; Awas, Hati-hati & Waspadai Pengobatan Syirik, Menyesatkan cara setan laknatullah !!!

PENGERTIAN RUQYAH SYIRKIYYAH

Ruqyah Syirkiyyah ialah bacaan mantra-mantra, pengagungan dan penyebutan setan, orang-orang shalih, penghormatan pada bintang-bintang, malaikat atau pun prilaku-prilaku pada saat ruqyah yang mengandung dosa syirik, bid’ah, atau khurafat. Ruqyah semacam ini dilarang dalam syari’ah.
Sebagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya mantra-mantra, jimat, dan guna-guna adalah syirik.” (HR.Abu Dawud dan Ahmad).
PENYIMPANGAN DALAM PRAKTEK RUQYAH SYIRIK DEWASA INI
Adapun bentuk-bentuk penyimpangan dalam praktek ruqyah dewasa ini yang harus kita waspadai agar tidak tertipu dan malah ikut-ikutan tersesat adalah sebagai berikut :
1. Peruqyah memegang tubuh seorang yang bukan muhrimnya secara langsung hingga saling bersentuhan kulit tanpa ada perantara sedikitpun (tanpa memakai media kayu, atau sarung tangan yang tebal pada saat darurat yang menyebabkan peruqyah terpaksa menyentuh atau tersentuh tubuh pasien yang bukan muhrimnya secara langsung)
2. Peruqyah hanya menatap mata pasien, tanpa membaca bacaan ruqyah.
3. Peruqyah hanya memijit-mijit badan pasien tanpa mengucapkan bacaan ruqyah.
4. Peruqyah hanya mencaci jin, dan enggan untuk membaca do’a- do’a Isti’adzah.
5. Peruqyah membaca bacaan ruqyah, tapi dicampur dengan bacaan yang tidak jelas maknanya.
6. Peruqyah melafazhkan bacaan ruqyah tapi dicampur dengan mantra syirik.
7. Peruqyah membaca bacaan ruqyah, tapi juga menggunakan jimat sebagai alat pengobatan.
8. Peruqyah membaca bacaan ruqyah tapi dibolak-balik kalimatnya atau hanya komat-kamit.
9. Peruqyah membaca bacaan ruqyah tapi juga menggunakan media lain untuk memindahkan penyakit atau meminta syarat tertentu yang tidak sesuai syari’at.
10. Peruqyah membaca bacaan ruqyah, tapi juga melakukan penerawangan dan menebak-nebak perkara yang sifatnya ghaib atau langsung memvonis ada atau tidak adanya jin pada pasien.
11. Peruqyah membaca ruqyah tapi mengaku bisa mengobati pasien dari jarak jauh.
12. Peruqyah membaca bacaan ruqyah tapi mengaku bisa melihat jin dan menangkapnya.
13. Peruqyah membaca bacaan ruqyah seraya melakukan jurus-jurus pernapasan tenaga dalam tertentu.
14. Peruqyah membaca bacaan ruqyah tapi menggunakan mediator orang lain agar kesurupan kemudian melakukan proses pengobatan.
CIRI-CIRI PERDUKUNAN DALAM RUQYAH SYIRIK

Perdukunan telah merasuk dalam masyarakat Islam, sehingga batas antara kebenaran dan kebathilan menjadi samar. Karena banyak ilmu-ilmu perdukunan (kahanah) dikemas dengan kemasan agamis dan modernis, sehingga masyarakat Islam banyak yang tertipu oleh para dukun dan paranormal.
Sebagai contoh, banyak pasien yang menyampaikan keluhan-keluhan mereka pada tim ruqyah, setelah sekian lama menderita sakit terkena sihir dan telah berobat ke banyak orang, ada yang disebut sebagai orang pintar, paranormal, orang tua, kyai, grand master energi, ahli spiritualis. Baik yang menggunakan cara tradisonal seperti bunga kembang setaman, menyan, atau pun yang menggunakan sarana modern seperti transfer energi, kartu yang diisi energi ghoib, bahkan cara-cara yang terkesan agamis seperti membaca lafaz-lafaz berbahasa arab sesungguhnya bukanlah ikhtiyar yang dianjurkan syari’at. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun, kemudian menayakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40 hari.”
Ada sebuah fenomena dimana pada era kemajuan tekhnologi saat ini para dukun merubah jubah tradisionalnya menjadi jubah modern. Mereka kini menggunakan istilah-istilah modern dalam prilaku sesatnya. Seperti pada saat mereka meramalkan sesuatu yang akan terjadi pada masa lalu atau masa depan dengan mengistilahkannya sebagai ilmu clairvoyance.
Padahal sesungguhnya tetaplah ia masuk dalam hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai tukang ramal atau dukun walau ia menggunakan istilah-istilah modern sekali pun. Dan orang yang percaya apa yang dikatakan dukun “modern”ini (walau ia mengatakan dari hasil meditasi pembukaan chakra ajna, dari ilmu metafisik dan cara-cara bid’ah lainnya) tetaplah ia ingkar terhadap apa yang diturankan kepada Rasulullah, sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:”Barangsiapa mendatangi tukang ramal atau dukun, kemudian membenarkan apa yang dikatakannya, maka sungguh telah ingkar terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.”. Dan jika mereka dengan angkuhnya mengatakan kami bisa mengatahu hal-hal yang ghoib karena dari hasil latihan tenaga dalam atau berlatih ilmu metafisik, tetaplah mereka tertipu oleh syaithan dan seolah-olah mereka lebih baik dari Rasulullah. Sebab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri tidak tahu hal-hal yang ghoib melainkan apa yang telah diwahyukan pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Allah berfirman tentang hal ini di dalam surat Al-A’raf ayat 188:
قُل لاَّ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَآءَ اللهُ وَلَوْ كُنْتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ َلاسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَا إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
“Katakanlah:’Aku tidak berkuasa menarik kemanfaatan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui hal-hal yang ghoib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman.’”
Harus kita ketahui bersama bahwa hakikat keghoiban hanya milik Allah semata dan hanya diberitakan sesuatau yang ghoib itu kepada Rasul yang diridoi-Nya. Di dalam Al-Qur’an Allah menyatakan dalam firmannya:
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا(26)إِلاَّ مَنِ ارْتَضَى مِنْ رَسُولٍ فَإِنَّهُ يَسْلُكُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ رَصَدًا(27)
”(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang ghoib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorangpun tentang yang ghoib itu itu kecuali kepada Rasul yang diridoi-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjagaan (malaikat) di hadapan dan dibelakangnya.”(Al-jin ayat 26-27)
Adapun ciri-ciri perdukunan (Kahanah) dan peramalan (‘Iraafah) yang banyak dilakukan oleh orang-orang yang melakukan terapi ruqyah syirik dan mengaku punya ilmu ghoib atau ilmu metafisika adalah sebagai berikut :

1. Mensakralkan mantra-mantra selain kalimat-kalimat Allah dengan bahasa Arab atau yang lainnya dengan syarat-syarat tertentu sebagai taqarrub kepada thaghut yang disembah dan dimintai pertolongan. Misalnya : sesaji, penyembelihan binatang, puasa mutih, puasa ngebleng, puasa pati geni dan sebagainya.
2. Menghinakan Al Qur’an atau kalimah thayyibah dengan membacanya dari belakang, menguranginya, menambahnya, mengubahnya atau membacanya di tempat najis dengan telanjang.
3. Ada lafal-lafal yang tidak jelas maknanya, atau tidak hubungannya satu sama lainnya.
4. Ada nama-nama thaghut yang diagungkan, atau nama-nama syaithan yang dijadikan wasilah kepada Allah.
5. Dengan membayangkan simbol-simbol tertentu atau dibarengi dengan gerakan tertentu.
6. Dengan membayangkan seolah-olah melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya. Misalnya : membaca satu ayat dari surat Yusuf dengan hitungan tertentu untuk melakukan sihir mahabbah kepada seorang gadis cantik, agar bisa jadi pacarnya. Maka ia saat membaca Lii saajidiin, ia membayangkan gadis itu tunduk kepadanya.
7. Ada permohonan kepada selain Allah untuk menyelesaikan hajatnya, atau untuk membentengi dirinya, atau untuk menolak serangan sihir.
8. Mengirimkan Al Fatihah kepada orang mati dengan keyakinan arwahnya akan datang kepadanya, kemudian arwah itu dimintai tolong untuk membantu urusannya.
9. Ada juga dengan cara menulis mantra-mantra di kertas kemudian itu dibakar, abunya dimasukkan ke dalam segelas air untuk diminum.
10. Ada juga dengan menulis mantra-mantra syirik kemudian dijadikan azimat yang diyakini untuk penangkal bala’ atau untuk mendatangkan manfaat.
11. Bertanya namanya, nama ayahnya dan nama ibunya untuk dimanterai.
12. Meminta salah satu benda penderita (foto, kain, saputangan, peci, baju, dan sebagainya) sebagai syarat ritual atau deteksi.
13. Terkadang minta binatang dengan sifat tertentu (ayam cemani, burung pelatuk bawang dan lain sebagainya), atau media lain seperti bunga kantil, minyak ponibalsawa atau zakfaron, daun sirih ketemu ruas, buah apel jin, tanah dari rumah penderita, tanah kuburan, air sumur kramat, slametan dan sebagainya.
14. Menulis jimat-jimat tertentu (rajah), menggambar segi empat yang didalamnya ditulisi huruf dan angka, dan sebagainya.
15. Membaca mantera-mantera yang tidak difahami, potongan ayat Al-Qur’an yang dipisah-pisah dan sebagainya.
16. Kadang-kadang menyuruh penderita menyepi tidak terkena sinar matahari.
17. Kadang-kadang tidak boleh menyentuh air pada masa-masa tertentu, atau mandi tengah malam.
18. Memberi benda-benda yang harus ditanam di tanah, ditempel di atas pintu, sikep, susuk, keris, akik, cincin besi,’air sakti’, telur, ‘sabuk perlindungan’, benang untuk ditalikan di tubuh dan sebagainya atau memberikan batu kristal yang dikatakan sebagai media penarikan dan penyaluran energi.
19. Menyuruh penderita beribadah dan berwirid bid’ah (contoh: puasa mutih, bertapa atau meditasi, konsentrasi pada foto seseorang, istighosah , tahlilan, wirid sampai ribuan kali, ziarah kubur wali dengan meminta syafaat didalamnya dan lain sebagainya).
20. Terkadang sudah tahu duluan masalahnya, nama dan tempat asalnya. Dia juga bisa melihat ada jin di dalam diri seseorang.
21. Terkadang punya kamar khusus di rumahnya yang tidak boleh dimasuki orang lain.
22. Ada pantangan terhadap dirinya dan penderita terhadap hari atau tanggal tertentu (tahayyur).
23. Menulis ayat Al-Qur’an dengan sungsang, dari kiri atau dengan darah (haid) atau sesuatu yang najis.
24. Kebanyakan suram wajahnya, kebanyakan merokok, membakar kemenyan, sulit untuk tawadhu.
25. Suka mendeteksi penyakit dengan mengistilahkan dengan kepekaan tangan, memakai pendulum, transfer energi dan lain sebagainya.
26. Menggunakan ritual sihirnya dengan istilah “pembukaan”, shaktivat, inisiasi, attunement, pengisian, pembersihan dan pembukaan aura, pembuangan energi negatif, pembersihan karma negatif dan lain sebagainya.
27. Melakukan ritual atau prilaku aneh dalam pelaksanaan hajadnya seperti menggerakkan tangan seolah-olah menulis, menangkap atau menolak sesuatu, menyedot atau mengeluarkan napas dengan keras dengan mengejangkan salah satu anggota tubuhnya (biasa dilakukan oleh mereka yang belajar senam pernapasan tenaga dalam).
28. Memegang bagian-bagian tubuh pasien yang bukan muhrimnya secara langsung (bersentuhan kulit) dalam prosesi pengobatan.
29. Memberikan wejangan-wejangan yang bertentangan dengan ajaran Islam

Bukti Teknologi Tinggi Peradaban Sulaiman

Ada satu pertanyaan yang mungkin beredar di sekitar kita : Bagaimanakah peradaban masa lalu ? Apakah peradaban di masa lalu terlalu primitif dan tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan peradaban sekarang yang begitu maju teknologinya ?
Atau ... jangan-jangan peradaban dulu jauh lebih maju? kemudian mundur dan kemudian umat manusia secara perlahan-lahan membangun kembali peradaban yang hancur tersebut !

Kali ini wbw mencoba memaparkan beberapa fakta menarik tentang peradaban jaman dahulu, tepatnya jaman Sulaiman.

1. Peninggalan Sejarah

Saya tidak akan membahas ini secara dalam. Seperti kita tahu, begitu banyak peninggalan sejarah yang begitu banyak meninggalkan misteri karena begitu menakjubkannya.
Sebagai contoh : Piramida di Mesir, Candi Boroboudur, Bangunan Suku Maya di Amerika Selatan, Kota Atlantik, Mesjid Sulaiman di Palestina dll. Semua peninggalan tersebut merupakan saksi bahwa perdaban di zaman dulu begitu majunya sehingga menghasilkan bangunan yang demikian hebat.
Tidak hanya itu saja, dalam bukunya “A New Kind of Science”, Stephen Wolvram menunjukkan bahwa setiap hiasan yang terdapat pada bangunan-bangunan tersebut memiliki pola-pola tertentu yang ternyata merupakan konsep yang sangat fundamental dalam sains, yaitu cellular automata.


2. Isyarat dari Kitab Suci Al-Qur’an

Menarik sekali kalau kita memikirkan cerita tentang Nabi Sulaiman di dalam Al-Qur’an. Terdapat beberapa teknologi luar biasa yang sudah pernah dicapai dalam masa Nabi Sulaiman :

a. Teknologi Teleportasi (pemindahan barang jarak jauh)

Pada ayat 38 s/d 40 di surat Al-Naml, disebutkan :


38. “Berkata Sulaiman : “Hai pembesar-pembesar, siapakah diantara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya (ratu bilqis) kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang yang berserah diri.”

39. “Berkata ‘Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin :” Aku akan datang kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu ; sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya.”

40. “Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari buku-buku : “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.” Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana tersebut itu terletak di hadapannya, iapun berkata :” Ini termasuk karunia Tuhanku untuk mencoba apakah aku bersyukur atau mengingkari nikmatNya. Dan barangsiapa bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk kebaikan dirinya sendiri dan baransiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Mulia.”



Mari kita analisa ketiga ayat tersebut. Pada ayat ke 38 Nabi Sulaiman membuat pengumuman kepada para pejabat-pejabat ketika itu, apakah ada diantara para pejabatnya yang dapat memindahkan Singgasana Ratu Bilqis yang akan datang ke tempat Nabi Sulaiman sebelum ratu tersebut datang ke tempat Nabi Sulaiman.

Kemudian yang pertama menanggapi tender tersebut adalah seorang/seekor jin yang paling jenius diantara para jin ketika itu dan beliau berjanji dapat memindahkan singgasana tersebut dalam durasi waktu antara Nabi Sulaiman duduk dan sesaat ketika beliau bangun dari tempat duduknya.

Pada ayat ke 40, terdapat seorang yang berilmu yang hidup diantara buku-buku, yang berkata beliau dapat memindahakan singgasana tersebut dengan durasi waktu hanya antara kedipan mata.

Dan yang perlu dicatat, bahwa yang dipindahkan adalah benar-benar barang, bukannya bayangan/audio visual seperti telepon atau gambar televisi pada masa sekarang. Bayangkan kehebatannya...

Bagaimana dengan keadaan kita sekarang ? Kemajuan teknologi yang kita hadapi sekarang, manusia baru mampu menghadirkan sebatas bayangan/sinyal/gelombang audio visual yang merupakan terjemahan dari informasi. Jika ada siaran langsung olah raga diluar negeri, kita baru dapat menyaksikannya secara langsung dari TV, Internet & radio, belum lebih dari itu.


b. Kemampuan Terbang dan Piring Terbang

Salah satu keistimewaan Nabi Sulaiman AS adalah bisa menguasai angin untuk perjalanan alias terbang.

Seperti petunjuk dalam Al Qur’an:

"Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)". (Surat As Saba’ : 34)

Kemudian Kami tundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut ke mana saja yang dikehendakinya. QS Shaad (38:36).


Tentu kita akan bertanya, dengan apa Nabi Sulaiman terbang?
Berdasar hasil logis perhitungan tersebut dapat diduga bahwa ada suatu wahana yang diciptakan oleh anak buah Nabi Sulaiman yang terdiri dari jin dan syetan. Wahana tersebut bisa saja berupa pesawat terbang canggih karena pada jaman itu teknologi sudah sangat maju.

Disebutkan dalam Al Qur’an Al Anbiyaa’ (21: 81-82):

81. Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang kami telah memberkatinya. Dan adalah Kami Maha Mengetahui segala sesuatu.

82. Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan-syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu.

Kemudian pada ayat lain dijelaskan:

Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku/sumbu). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih.
QS Saba’ (34:13)



Kata "piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku/sumbu)", ini bisa diartikan luas, bisa berarti pada masa itu telah diciptakan kendaraan berbentuk piring dengan sumbu atau api dibawahnya (sebagai penggeraknya).


3 . Semaju apakah jaman Nabi Sulaiman itu?

Menurut referensi yang WBW ketahui, kebesaran dan kemajuan jaman Nabi Sulaiman tidak akan dapat disamai oleh generasi berikutnya. Hal itu tercantum dalam doa Nabi Sulaiman seperti yang tercantum pada Al Qur’an Surat Shaad (38:35):

Ia berkata: “Ya Tuhanku, ampunilah aku dan anugerahkanlah kepadaku kerajaan yang tidak dimiliki oleh seorang juapun sesudahku, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pemberi”.

“Piramida” Bukti Peradaban Maju Nusantara?

Arysio Santos bahkan menunjuk Indonesia sebagai lokasi Kota Atlantis yang hilang.


Gunung Sadahurip Garut (Credit: Turangga Seta) (Turangga Seta)
BERITA TERKAIT

Penemuan gunung piramida di sejumlah daerah, termasuk di Garut, Jawa Barat, kini menjadi kontroversi. Tim Bencana Katastropik Purba meyakini di balik timbunan tanah itu terdapat piramida buatan manusia, yang bahkan berusia lebih tua dari Piramida Giza di Mesir. Di sisi lain, sejumlah ahli mengatakan tak ada sejarah piramida di Indonesia.
Dimintai tanggapan soal kontroversi piramida, pakar kebudayaan Universitas Indonesia Dr. Lily Tjahjandari mengatakan berdasarkan tinjauan akademis, keberadaan piramida di Nusantara dimungkinkan.

“Sangatlah mungkin, bahkan Borobudur dulu pun tertimbun,” kata dia saat dihubungi VIVAnews.com. Letak Indonesia yang berada dalam cincin api menjadi faktor mengapa bukti-bukti keberadaan peradaban itu menghilang.

Lily menambahkan, hipotesis keberadaan piramida harus dilihat dari berbagai sisi. Diperlukan sinergi ilmuwan dan peran badan terkait, terutama arkeologi untuk menguak misteri itu. “Memang perlu kecurigaan menyikapi temuan ini, dalam arti harus dibuktikan kebenarannya.”

Sebelumnya, tim bencana katastropik memprediksi “Piramida Garut” berusia 10.000 tahun sebelum Masehi, itu artinya lebih tua dari Piramida di Mesir. Jika terbukti ada piramida di perut Gunung Sadahurip atau Gunung Putri–ini adalah bukti Nusantara memiliki peradaban maju di masa lalu.

Soal keberadaan peradaban maju di Indonesia, Lily juga menyebut, mungkin.  Hal tersebut didukung sejumlah hipotesa yang dikeluarkan para ilmuwan.  “Ada satu disertasi dari Gorys Keraf yang menyebut, bahasa Asia pasifik , termasuk Asia Tenggara, adalah bahasa tua dunia,” kata Lily. Dia menambahkan, kebudayaan tidak hanya ditandai oleh keberadaan situs, tapi juga bahasa. 

Hipotesa lain, Lily menambahkan,  juga diketengahkan oleh Stephen Oppenheimer, ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University, Inggris. Ia mengungkapkan bahwa peradaban yang ada sesungguhnya berasal dari Timur, khususnya Asia Tenggara.
“Apa yang diungkap Oppenheimer berbasis temuan dan wacana yang mengarahkan ke sana (peradaban maju termasuk di Indonesia),” kata dia.  “Juga ada hipotesa dari Santos (Arysio Santos).”

Seperti diketahui, dalam buku “Atlantis the Lost Continents Finally Found”, Santos menunjuk Indonesia sebagai lokasi Atlantis yang hilang--kota kuno berperadaban maju--berdasarkan definisi yang disebut Plato dalam 'Lost Civilization'.
Lily berpendapat kontroversi boleh-boleh saja terkait klaim penemuan piramida. Namun, aksi nyata harus dilakukan untuk membuktikannya. “Temuan ini harus diungkap tahap demi tahap oleh ilmuwan, juga bersinergi dengan media. Pertimbangkan dampaknya yang akan sangat baik–bagi indentitas bangsa, juga dari sisi pariwisata dan perkembangan perekonomian daerah. Lihat sisi positifnya.”

Terkait dengan kajian budaya Indoensia, Lily mengatakan, Universitas Indonesia akan menyelenggarakan seminar, salah satu tamunya adalah Oppenheimer.  Acara digelar pada 9 Februari 2012 di Bali.

Kajian tersebut penting berkaitan dengan masa lalu – identitas kita sebagai bangsa , juga mempengaruhi cara pandang kita ke depan. “Dalam frame besar wilayah kajian Indonesia, perspektif kebudayaan. Sub temanya sangat luas, termasuk budaya ekonomi, budaya politik, dan birokrasi. “Kami berusaha mengembalikan kajian tentang Indonesia ke tanah air, selama ini kajian tentang Indonesia yang besar  justru di Australia atau Amerika Serikat,” kata Lily.

Ditaksir ilmuwan asing
Tak hanya menjadi  perhatian di kalangan nasional, wacana penemuan piramida juga menarik sejumlah ilmuawan asing. “Oppenheimer yang menulis buku peradaban nusantara, melalui pendekatan DNA, juga asisten Santos (Arysio  Santos) sudah menghubungi tim,” kata anggota tim Anggota Tim Bencana Katastropik Purba yang dibentuk Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana, Iwan Sumule, Selasa 13 Desember 2011 malam.

Pertemuan rencananya akan dilakukan Oppenheimer-tim katastropik saat ilmuwan itu menghadiri acara UI di Bali.

Soal kontroversi piramida, Iwan menambahkan, itu bukan fokus pihaknya. “Orang mau bicara apapun, silakan, kami nggak mau berpolemik. Apa yang kami sampaikan telah memenuhi standar internasional,” kata dia.

Anak-anak Kita dan Genggaman Teknologi

Seorang teman menceritakan anaknya yang sekarang duduk di kelas 4 SD menuntut untuk dibelikan handphone (HP) karena mendapatkan nilai tertinggi dalam ulangan matematika di kelasnya. Celakanya teman ini telah menjanjikan anaknya ini, “ jangan lupa ma, yang pakai kamera ya.., seperti punya temen-temen lain di sekolah” itu kata-kata tambahan yang katanya muncul dari bibir si anak. Gambaran ini mungkin menunjukkan bagaimana orang tua memberikan perhatian dan penghargaan terhadap keberhasilan anaknya, akan tetapi kalau direnungkan secara seksama hal ini justru menimbulkan kecemasan. Pertanyaan yang kemudian muncul, apakah pemberian HP kepada anak-anak kita yang usianya tergolong belum memahami sesuatu dengan benar akankah mendidik? Apakah hal ini akan merangsang pembentukan karakter mereka menjadi lebih baik? Atau hal ini justru menjerumuskan anak-anak kita dalam ketergantungan teknologi?

Realitas menunjukkan bahwa di Indonesia penggunaan teknologi seluler dalam kehiduan sehari-hari menunjukkan peningkatan yang pesat (O’Brien, 2006). Hampir sebagian masyarakat telah menggunakan telepon seluler (HP) ini dalam proses interaksi sosialnya. Penggunaan teknologi telah melintasi ruang kelas sosial masyarakat (kaya, menengah dan miskin), ruang pekerjaan (dari tukang sapu sampai eksekutif) dan juga menjembatani antar generasi (tua, muda dan anak-anak). Di Indonesia anak-anak umur kelas 1 SD saat ini banyak dijumpai telah memiliki HP. Bandingkan dengan keadaan di Jepang yang penggunaanya baru ditemukan pada kelas 6 SD-SMP (30% untuk anak SD dan 6-60% untuk SMP) dan negara-negara maju lainnya di atas usia SMP (Kompas, 28/05/08).
Inovasi Teknologi
Di antara kita “teknologi” bukanlah suatu hal yang baru, teknologi merupakan salah satu bagian yang mendukung peradaban kebudayaan manusia. Revolusi industri telah menjembatani teknologi modern bisa berkembang seperti sekarang ini. Inovasi teknologi yang digulirkan oleh pihak-pihak kapitalis dengan proyek modernisasinya ikut mempercepat teknologi ini meluas sampai ke penjuru dunia. Perkembangan teknologi di sisi lain ternyata memberikan dampak yang sebelumnya tidak pernah dibayangkan manusia. Sebenarnya, futurolog Alvin Toffler (1971) telah jauh hari meramalkan kejadian ini yang dilihatnya mendatangkan stres, kecemasan dan disorientasi individu dalam masyarakatnya. Perkembangan teknologi kenyataannya sekarang ini telah menimbulkan masalah-masalah sosial baru dalam masyarakat.
Handphone bukan merupakan hal baru saat ini, awal perkembangannya teknologi ini didesain untuk kemudahan, kecepatan dan ketepatan dalam berkomunikasi (menghapuskan biaya dari sudut waktu dan ruang), ditemukannya teknologi telepon telah merangsang daya pikir manusia untuk menciptakan suatu realitas dalam “genggaman” manusia. Dengan kata lain dengan bantuan teknologi manusia berusaha untuk mengontrol kehidupannya semakin mudah. Akan tetapi seiring perkembangan masyarakat HP ini pun mengalami perkembangan yang mencengangkan. Fungsi yang awalnya hanya untuk berkomunikasi (berbicara) kemudian bertambah dengan SMS (pengiriman pesan pendek), MMS (multimedia), game, radio, televisi, penyetel musik, kamera dan perekam sampai internet. Penambahan fitur-fitur ini memanjakan manusia untuk “bermain-main” dengannya.
Beberapa media televisi memperlihatkan bagaimana pengeledahan-pengeledahan yang dilakukan pada siswa sekolah ternyata beberapa siswa terdapat menyimpan gambar dan video porno di dalamnya. Celakanya lagi, gambar atau video ini adalah adegan dari teman-teman mereka sendiri. Sebutlah kasus di Lamongan, Banyuwangi, Mojekerto, Madiun (jawa Timur), Tegal (Jawa Tengah) dan Bali memperlihatkan bagaimana penggunaan teknologi telah disalahgunakan. Pada usia yang masih anak-anak dan remaja resiko seperti sangat serius dampaknya secara psikologis. Belum lagi kejahatan internet yang marak terjadi kita kuatirkan akan berdampak pada masa depan mereka. Habermas (1990) hubungan manusia dan teknologi berada dalam wacana yang diskurus, pemciptaan dan perkembangan teknologi telah menjadi ‘tujuan’ tindakan manusia, teknologi bukan lagi dimaknai sebagai ‘sarana’ untuk mencapai tujuan hidup. Kita seakan-akan asyik dengan teknologi itu dan mulai meningglkan identitas kita sebagai manusia secara sosial.
Technological Somnambulism
Pertanyaannya dapatkah penggunaan HP bagi anak-anak ini akan memberikan arah yang positif bagi pertumbuhan karakter anak-anak kita? Pertanyaan moral ini tidak akan mungkin dijawab jika kita semata-mata mengukur hal ini dari hitungan ekonomis, yaitu memusatkan perhatian pada keuntungan teknologi dalam berkomunikasi, tetapi juga penting diperhatikan bahaya dan degradasi sosial kultural yang menyertai teknologi itu sendiri. Seharusnya penggunaan teknologi di tingkatan anak-anak harus ditinjau ulang, mulai dari sistem nilai dalam masyarakat sampai pada aspek regulasi yang ketat. Jepang sebagai negara teknologi telah memberikan sinyal positif bagaimana teknologi telah mengakibatkan munculnya masalah-masalah psikologis pada anak-anak dan remaja mereka. Mereka kemudian berupaya untuk merancang alat komunikasi (HP) yang fungsinya terbatas yaitu untuk berbicara dan penunjuk arah saja (global positioning system/GPS) dan ini kemudian diatur oleh Kementerian Telekomunikasi Jepang. Lagi-lagi kita telat, kita selalu terbuai dengan teknologi dan bingung bagaimana harus memanajemennya.
Kebutuhan teknologi yang bertanggungjawab mutlak diperlukan untuk mengimbangi melemahnya kontrol sosial dalam masyarakat. Masyarakat di zaman virtual yang penuh dengan turbulensi, kekacauan dan serbuan teknologi yang sulit dibendung sebagai dampak globalisasi, harus cerdas untuk memilih penggunaan teknologi buat mereka sendiri begitu juga buat anak-anak dan remaja kita (generasi penerus). Teknologi yang layak dipilih adalah teknologi yang tidak merugikan, membahayakan dan menyesatkan dalam praktis sosialnya. Manusia sepenuhnya tidak sadar bahwa era perbudakan teknologi sebenarnya telah muncul ketika pertama kali teknologi itu ditemukan, manusia menjadi malas kalau tidak ada alat bantu, manusia menjadi kurang kreatif karena terbiasa dengan alat bantu dan manusia mulai kehilangan instingnya sebagai makhluk sosial yang memerlukan interaksi face to face.
Teknologi telah meminggirkan peran-peran interaksi semacam ini. Penggunaan teknologi dalam konteksnya telah menebas konsep ruang dan waktu. Ruang dan waktu dalam teknologi bukan lagi mejadi permasalahan. Interaksi sosial yang terjadi lewat media membuat ikatan solidaritas sosial masyarakat menjadi melemah. Akibatnya rasa memiliki dan tanggungjawab menjadi tidak ada. Hannah Arendt mengatakan rasa tanggung jawab itu menjadi tumpul karena kegagalan manusia dalam pencapaian kedewasaan berpikir. Penggunaan teknologi pada anak-anak yang tidak diimbangi dengan kedewasaan berpikir menggiring anak-anak kita menjadi generasi yang konsumtif dan miskin pengalaman sosial. Dalam peradaban teknologi seperti inilah justru bermunculan skandal dalam pemikiran manusia.
Penyelesaian masalah teknologi dan anak-anak tidak dapat diselesaikan dengan hanya mengandalkan daya rasional saja. Rasionalitas teknologi sangat terbatas, keengganan memahami teknologi lebih dari sekedar alat/piranti yang memberikan kemudahan dan kenyamanan membuat manusia semakin hari bersikap tidak masuk akal (Winner, 2004). Virus tekonologi telah mengakibatkan manusia dewasa mengalami techological somnambulism. Kita merasa sudah mampu untuk menguasai teknologi untuk kehidupan yang nyaman dan memanusiakan manusia, akan tetapi kita sebenarnya telah nglindur dalam menerjemahkan teknologi ini. Dan kesalahan menerjemahkan teknolog itu kini telah kita wariskan pada anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) yang masih belum sadar akan bagaimana teknologi itu akan menggiring mereka antara jurang kehidupan.

Genosida di Indonesia?

“Indonesia adalah negeri budak. Budak di antara bangsa dan budak bagi bangsa-bangsa lain”


Tulisan ini terinspirasi ketika penulis membaca kembali buku-buku Mas Pramoedya, Jalan Raya Pos, Jalan Raya Daendels, yang diterbitkan kembali oleh penerbit Lentera Dipantera. Membaca kembali karya-karya Mas Pram yang sudah lama ternyata masih sangat relevan dalam situasi saat ini. Apalagi ini menjelang Pilpres…nuansa sebagai bangsa terjajah sangat kental terasa, dan benar kata Mas Pram, inilah negeri budak, budak di antara  dan bagi bangsa-banga lain. Ternyata memang kenyataannya, penjajalahn selama hampir tiga abad tersebut belum memberikan pelajaran yang berharga bagi bangsa ini untuk lebih menaikkan status sosialnya di mata bangsa-bangsa dan negara-negara lain. Membayangkan ketika menelusuri Jalan Raya di Pulau Jawa yang lebih dikenal dengan sebutan Jalan Daendels, terbayang sebuah penderitaan yang mengerikan pernah dialami bangsa ini. Sebuah Genosida! Begitu Mas Pram, memberikan sebuah penggambaran. Dan dalam sejarahnya bangsa ini, genosida itu ternyata tidak hanya pada waktu pembangunan jalan tersebut (yang sekarang sangat dinikmati oleh anak bangsa ini) telah memakan sebanyak 12.000 jiwa dalam pembangunannya. Pembangunan dari Anyer sampai Penarukan yang berjarak 1000 Kilometer, merup[akan satu dari sekian kisah tragedi terbesar dalam sejarah yang terjadi di tanah Hindia. Mas Pram, mengatakan kita bangsa kaya, tapi lemah.
Marilah kita tengok sedikit dalam buku tersebut, dimana saja terjadi Genosida di Indonesia. Mas Pram mencatat, bahwa pembunuhan pertama kali terjadi di Bandanaira (Pulau Banda), 1621, dilakukan Belanda, pada zaman Jan Pietersz Coen. Jumlah Korban tidak pernah disebutkan dengan pasti, dalam kesaksian itu, hampir semua penduduk dikatakan meninggal dan sebagian kecil memilih untuk melarikan diri dari kerja paksa tersebut. Akibatnya Belanda, harus mendatangkan Budak-budak dari daerah dan negara lain. Sungguh bisa dibayangkan, genosida yang terjadi tidak hanya berupa pelenyapan suku dan ras, akan tetapi telah terjadi pelenyapan budaya masyarakat Banda. Genosida yang terjadi dalam sejarah perjalanan anak bangsa ke-2 terjadi setelah Perang Jawa, periode 1825-1830, dengan arsiteknya Jenderal Van den Bosch, berupa kerja tanam paksa atau istilah kerennya cultursteelsel! tidak diketahui jumlah pastinya. Jepang dengan tragedi Kalimantan Baratnya, berapa jumlahnya? tidak tahu pasti! Genosida lainnya, Masih ingat tragedi yang digambarkan paling kejam dalam buku pelajaran sejarah (zaman saya dulu ada Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa/PSPB) yaitu zamannya Westerling di Sulewesi Selatan, menurut mantan Diplomat RI, Manai Sophian (ini bapaknya almarhum Sophan Sophian), tercatat 40.ooo orang meninggal, tapi Belanda mengklaim hanya 5000 orang yang meninggal. Lagi-lagi dengan jumlah angka yang tidak pasti. Selanjutnya yang paling parah terjadi justru Genosida yang terjadi atara anak bangsa. Tgadei 65, samnpai saat ini berapa jumlah korbanya juga belum diketahui pasti, ada yang menyebut angka 500.000, 1.000.000 dan bahkan 2.000.000-2.550.000. Jika ini benar maka ini merupakan pembantain yang paling besar dalam sejarah umat manusia. Pembataian ini lebih tinggi dari apa yang dilakukan oleh rezim Khmer Merah di Kamboja pada tahun 1970-an dan banyak intelektual terbunuh. Begitu juga pada tragedi 65, banyak sekali intelektual yang terbunuh. Jumlah pasrtinya? sampai saat ini pun tidak jelas. Sungguh bangsa yang gampang melupakan sejarah bangsanya sendiri.
Marilah sedikit menegok makna genosida yang kelihatannya angker, dan apakah tepat untuk tulisan ini. Dari Wikipedia (www.id.wikipedia.org), penulis menemukan istilah Genosida (genosid), yaitu sebuah pembantaian besar-besaran secara sistematis terhadap satu suku bangsa atau kelompok dengan maksud memusnahkan (membuat punah) bangsa tersebut. Kata ini pertama kali digunakan oleh seorang ahli hukum Polandia, Raphael Lemkin pada tahun 1944 dalam bukunya Axis Rule in Occupied Europe yang diterbitkan di USA. Kata ini diambil dari Bahasa Yunani γένος genos (‘ras’, ‘bangsa’ atau ‘rakyat’) dan bahasa Latin caedere (‘pembunuhan’). Dalam sejarahnya tercatat belasan genosida terjadi di dunia, ini, mulai dari pembantaian bangsa Kanaan oleh bangsa Yahudi pada milenium pertama sebelum Masehi, pembantaian bangsa Helvetia oleh Julius Caesar pada abad ke-1 sebelum masehi, pembantaian suku bangsa Keltik oleh bangsa Anglo-Saxon di Britania dan Irlandia sejak abad ke-7, pembantaian bangsa-bangsa Indian di benua Amerika oleh para penjajah Eropa semenjak tahun 1492, pembantaian bangsa Aborijin Australia oleh Britania Raya semenjak tahun 1788, pembantaian Bangsa Armenia oleh beberapa kelompok Turki pada akhir  Perang Dunia I, pembantaian Orang Yahudi, orang Gipsi (Sinti dan Roma) dan suku bangsa Slavia oleh kaum Nazi (dibawah Hittler) Jerman pada Perang Dunia II, pembantaian suku bangsa Jerman di Eropa Timur pada akhir Perang Dunia II oleh suku-suku bangsa Ceko, Polandia dan Uni Soviet di sebelah timur garis Perbatasan Oder-Neisse, pembantaian lebih dari dua juta jiwa rakyat oleh rezim Khmer Merah pada akhir tahun 1970-an, pembantaian bangsa Kurdi oleh rezim Saddam Hussien Irak pada tahun 1980-an, Efraín Rios Montt, diktator Guatemala dari 1982 sampai 1983 telah membunuh 75.000 Indian Maya, pembantaian suku Hutu dan Tutsi di Rwanda (yang secara menarik digambarkan dalam Film “Hotel Rwanda”, yang diarahkan oleh Terry George dan diproduksi tahun 2004, berdasarkan sudut pandang seorang petugas di hotel, Paul Rusesbagina yang menyaksikan genosida tersebut) pada tahun 1994 oleh terutama kaum Hutu, pembantaian suku bangsa Bosnia dan Kroasia di Yugoslavia oleh Serbia antara 1991-1996, pembantaian Srebrenica, kasus pertama di Eropa yang dinyatakan genosida oleh suatu suatu keputusan hukum, dan pembantaian kaum berkulit hitam di Darfur oleh milisi Janjaweed di Sudan pada tahun 2004. Menarik, kenapa tragedi genosida yang terjadi di Indonesia dari masa kolonial sampai kontemporer tidak pernah disebutkan?
Hanya karena jumlah korban yang gak jelas dan ketidakseriusan pemerintah mengungkapkan fakta kah yang menjadi kendala utamanya? Memang benar, bahwa jumlah korban dalam peroistiwa “genosida” yang terjadi di Indonesia, pembantaian 65, yaitu eksponen partai komunis Indonesia, yang dilakukan oleh bangsa sendiri sampai saat ini belum menunjukkan angka yang pasti. Pembunuhan-pembunuhan ini terjadi di Jawa Tengah (bulan Oktober), Jawa Timur (bulan November) dan Bali (bulan Desember). Berapa jumlah orang yang dibantai tidak diketahui dengan persis – perkiraan yang konservatif menyebutkan 500.000 orang, sementara perkiraan lain menyebut dua sampai tiga juga orang. Namun diduga setidak-tidaknya satu juta orang lebih menjadi korban dalam bencana enam bulan yang mengikuti kudeta itu. Studi yang dilakukan oleh Geoffrey Robinson, yang ditulisnya dalam sebuah buku Sisi Gelap Pulau Dewata, Sejarah Kekerasan Politik (Yogyakarta: LKiS, 2006) dan Robert Cribb (ed) dalam bukunya The Indonesian Killings, Pembantaian PKI di Jawa dan Bali 1965-1966 (Yogyakarta: Mata Bangsa dan Syarikat Indonesia 2003) tidak bisa memberikan data pasti berapa jumlah korbannya.

Manusia Makhluk Ciptaan Allah yang Paling Sempurna!

“Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan dil autan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70). Menurut Fathuddin Ja’far, MA dalam bukunya SEI Empowernment Road to the Great Success dikatakan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia dibandingkan  dengan makhluk lainnya seperti Malaikat, Iblis, Hewan, dsb.

Sedangkan Iblis adalah makhluk Allah yang paling hina, karena orientasi hidupnya terfokus pada kerusakan dan penyesatan manusia dari jalan yang lurus. Kemuliaan Malaikat adalah karena mereka tidak putus-putusnya bertasbih dan memuji kebesaran Tuhan-Nya. Lain lagi dengan hewan. Hewan adalah makhluk yang tidak punya akal dan perasaan seperti manusia. Desain dan struktur tubuhnya sangat jauh berbeda dibandingkan dengan tubuh manusia, akan tetapi memiliki nafsu atau syahwat makan, minum dan biologis seperti manusia. Karena syahwat hewaniyahnya yang mendominasi dan menggerakkan hidupnya maka setiap saat hidup hewan hanya untuk memenuhi syahwat makan dan syahwat biologis Sebab itu, hewan tidak Allah pilih menjadi Khalifah-Nya di atas bumi.
Adapun kemuliaan manusia bermula ketika Allah berkehendak menjadikan Adam sebagai Khalifah-Nya di atas muka bumi dengan misi ibadah kepada-Nya. Kehendak Allah menjadikan manusia sebagai Khalifah-Nya  di bumi itu tentunya berdasarkan ilmu dan perencanaan-Nya yang sangat matang. Sebab itu, ketika para malaikat mempertanyakan rencana Allah tersebut, Allah menjawabnya: “Sungguh Aku mengetahui apa yang kalian tidak ketahui.” (QS. Al-Baqarah : 30).
Kemuliaan tersebut  bukan karena subyektivitas Tuhan Pencipta yang Maha Kuasa atas segala makhluk-Nya, melainkan berdasarkan standar ilmiyah terkait dengan rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat dan nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik  seluruh tubuhnya  yang demikian indah dan dinamis. Dengan demikian, manusia dianugerahkan berbagai kelebihan, dan kelebihan-kelebihan tersebut tidak diberikan Allah kepada makhluk lain selain manusia dan telah pula menyebabkan mereka memperoleh kemuliaan-Nya. Allah menjelaskan-Nya :   “Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan, Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan”. (QS. Al Isra’ : 70)
Namun demikian, kemulian manusia erat kaitannya dengan komitmen mereka menjaga kelebihan-kelebihan tersebut dengan cara menggunakannya secara optimal dan seimbang sesuai dengan kehendak  yang telah dirancang Tuhan Pencipta.
Manusia adalah makhluk Allah yang paling mulia selama mereka dapat memanfaatkan secara optimal tiga anugerah keistimewaan / kelebihan yang mereka miliki yakni, Spiritual, Emotional, dan Intellectual dalam diri mereka sesuai misi dan visi penciptaan meraka. Namun apabila terjadi penyimpangan misi dan visi hidup, mereka akan menjadi makhluk paling hina, bahkan lebih hina dari binatang dan Iblis bilamana mereka kehilanan control atas ketiga keistimewaan yang mereka miliki. Penyimpangan misi dan visi hidup akan menyebabkan derajat manusia jatuh di Mata Tuhan Pencipta dan di dunia.
Allah telah menjelaskan dalam firman-Nya : “Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakan untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.” (QS. Al A’raf : 179).
Mari kita luruskan misi dan visi hidup kita agar sesuai dengan kehendak Tuhan Pencipta Allah SWT, semoga kita dapat tetap menjaga kemuliaan tersebut sehingga derajat kita tidak dipandang rendah baik di Mata Tuhan maupun di antara makhluk ciptaan-Nya, amin. (Ibn S / Red & Admin/03/01/10).  

Fenomena Perdukunan, Paranormal dan Batu Petir

Dalam bahasa Arab dukun biasa diistilahkan dengan kahin, ‘arraaf, munajjim atau sahir (tukang sihir), yaitu orang yang mengaku mengetahui perkara gaib, menebak isi hati, membaca pikiran, nasib, masa depan, jodoh, orang hilang, benda hilang, dengan cara melihat bintang, telapak tangan, garis-garis dlsbnya, atau orang yang bekerjasama dengan jin dalam mencelakakan korban, memisahkan suami dengan istrinya atau menjadikan mereka akur kembali. Dan sekarang mereka dikenal juga dengan istilah paranormal, magician, Ilusionis, “orang pintar” dlsbnya.

Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam telah menerangkan salah satu rambu untuk menjaga keutuhan Islam seseorang, pada sabdanya beliau berkata,
من أتى عرافا فسأله عن شيء لم تقبل له صلاته أربعين ليلة
Barangsiapa mendatangi arraaf (dukun) dan bertanya kepadanya akan sesuatu, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam”. HR Muslim dari sebagian istri-istri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Dan pada riwayat yang lain,
مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
Barangsiapa mendatangi kahin atau arraaf (dukun) dan dia membenarkan ucapannya maka dia telah kufur terhadap yang diturunkan kepada Muhammad (Al Quran)”. HR Ahmad dari Abu Hurairah Radiyallahu ‘Anhu.
Arti Arraf dan Kahin
Ibnul Atsir menjelaskan, yang dimaksud dengan arraaf (peramal) adalah ahli nujum atau “orang pintar”, yang mengklaim mengetahui ilmu gaib padahal hanya Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mengetahui persoalan gaib. Tukang ramal ini termasuk dalam kategori kahin (dukun)”.
Al Imam Al Baghawi menerangkan: Arraaf adalah orang yang mengaku-ngaku mengetahui perkara-perkara dengan cara-cara tertentu yang dipakai sebagai petunjuk akan barang hilang atau tempat hilangnya barang dan semisalnya. Sedangkan kahin adalah orang yang memberitahu akan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Dan pendapat lain mengatakan kahin adalah orang yang mengetahui apa yang ada di dalam hati (mengetahui isi hati/membaca pikiran).
Makna hadits
Ke dua hadits ini memuat ancaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam terhadap dua jenis golongan manusia. Yang pertama, mereka yang datang kepada dukun/paranormal sebatas untuk bertanya. Dan yang ke dua, mereka yang datang, bertanya dan percaya. Masing-masing keadaan ini diberitakan baginda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam redaksi yang berbeda dan dengan akibat yang berbeda pula.
Adapun yang pertama, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengancam dengan ancaman, “tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh malam”.
Al Imam An-Nawawi Rahimahullah menjelaskan; Adapun tidak diterimanya shalat (orang yang bertanya kepada dukun selama empat puluh malam), artinya tidak ada pahala untuk dia, meskipun shalat yang dilakukannya dianggap sah dan tunai kewajibannya dan tidak perlu baginya mengulangi shalatnya. (Syarah Shahih Muslim)
Dan golongan yang ke dua, “maka dia telah kufur terhadap yang diturunkan kepada Muhammad”. Dan yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah Al Qur’an dan kufur terhadap Al Qur’an, berarti keluar dari Islam atau murtad.
Dan apabila kita memperhatikan fenomena di tanah air, perdukunan dan paranormal bukanlah barang haram yang harus dijauhi. Lihat saja berapa banyak iklan-iklan praktek perdukunan dan usaha-usaha klenik di koran-koran dan majalah-majalah yang beredar. Praktek-praktek ini begitu laris manis di tengah-tengah masyarakat muslim yang menjadi pasien mereka.
Dan tengoklah lebih jauh lagi, kita akan dapati sederetan nama-nama populer dalam barisan dukun/paranormal yang berhasil menipu jutaan pemirsa ummat Islam melalui acara-acara penyesatan yang disponsori stasiun-stasiun televisi dan iklan-iklan haram, yang menawarkan solusi kehidupan. Sebut saja seperti Mama Laurent yang katanya bisa membantu peruntungan, meramal masa depan, membaca pikiran, mengetahui isi hati, dlsbnya. Belum lagi nama-nama beken lainnya seperti Deddy Corbuzier, Romi Raffael, Ki Joko Bodo dan selain mereka.
Jelas ini merupakan realita yang menyedihkan. Bagaimana tidak, Indonesia yang merupakan negera berpenduduk muslim terbesar, ternyata merupakan ladang subur bagi penyebaran virus-virus kekufuran. Muslim Indonesia di persimpangan jalan?!
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,
قُل لَّا يَعْلَمُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ وَمَا يَشْعُرُونَ أَيَّانَ يُبْعَثُونَ
“Katakanlah: “Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib, kecuali Allah”, dan mereka tidak mengetahui bila mereka akan dibangkitkan”. (Qs. An-Naml: 65)
Dan dia berfirman tentang nabi-Nya,
قُل لاَّ أَمْلِكُ لِنَفْسِي نَفْعًا وَلاَ ضَرًّا إِلاَّ مَا شَاء اللّهُ وَلَوْ كُنتُ أَعْلَمُ الْغَيْبَ لاَسْتَكْثَرْتُ مِنَ الْخَيْرِ وَمَا مَسَّنِيَ السُّوءُ إِنْ أَنَاْ إِلاَّ نَذِيرٌ وَبَشِيرٌ لِّقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Katakanlah:”Aku tidak berkuasa menarik kemanfa’atan bagi diriku dan tidak (pula) menolak kemudharatan kecuali yang dikehendaki Allah. Dan sekiranya aku mengetahui yang ghaib, tentulah aku membuat kebajikan sebanyak-banyaknya dan aku tidak akan ditimpa kemudharatan. Aku tidak lain hanyalah pemberi peringatan, dan pembawa berita gembira bagi orang-orang yang beriman”. (Qs. Al A’raaf: 188)
Apabila sebaik-baik makhluk, penghulu para nabi, manusia pilihan, kekasih Allah Subhanahu Wa Ta’ala saja tidak mengetahui perkara gaib, apalagi selain beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dari manusia-manusia biasa yang kebanyakan mereka adalah orang-orang kafir, atau meninggalkan shalat, banyak melakukan maksiat. Kemana perginya akal kebanyakan ummat! Hasbunallahu wa ni’mal wakiil.

PENGARUH IPTEK TERHADAP PERADABAN

Perkembangan dunia iptek yang demikian pesatnya telah membawa manfaat luar biasa bagi kemajuan peradaban umat manusia. Jenis-jenis pekerjaan yang sebelumnya menuntut kemampuan fisik cukup besar, kini relatif sudah bisa digantikan oleh perangkat mesin-mesin otomatis. Sistem kerja robotis telah mengalihfungsikan tenaga otot manusia dengan pembesaran dan percepatan yang menakjubkan.
Begitupun dengan telah ditemukannya formulasi-formulasi baru aneka kapasitas komputer, seolah sudah mampu menggeser posisi kemampuan otak manusia dalam berbagai bidang ilmu dan aktivitas manusia. Ringkas kata, kemajuan iptek yang telah kita capai sekarang benar-benar telah diakui dan dirasakan memberikan banyak kemudahan dan kenyamanan bagi kehidupan umat manusia.
Bagi masyarakat sekarang, iptek sudah merupakan suatu religion. Pengembangan iptek dianggap sebagai solusi dari permasalahan yang ada. Sementara orang bahkan memuja iptek sebagai liberator yang akan  membebaskan mereka dari kungkungan kefanaan dunia. Iptek diyakini akan memberi umat manusia kesehatan, kebahagiaan dan imortalitas. Sumbangan iptek terhadap peradaban dan kesejahteraan manusia tidaklah dapat dipungkiri. Namun manusia tidak bisa pula menipu diri akan kenyataan bahwa iptek mendatangkan malapetaka dan kesengsaraan bagi manusia. Dalam peradaban modern yang muda, terlalu sering manusia terhenyak oleh disilusi dari dampak negatif iptek terhadap kehidupan umat manusia. Kalaupun iptek mampu mengungkap semua tabir rahasia alam dan kehidupan, tidak berarti iptek sinonim dengan kebenaran. Sebab iptek hanya mampu menampilkan kenyataan. Kebenaran yang manusiawi haruslah lebih dari sekedar kenyataan obyektif. Kebenaran harus mencakup pula unsur keadilan.
Dampak positif dan dampak negative dari perkembangan teknologi dilihat dari berbagai bidang:
1. Bidang Informasi dan komunikasi
Dalam bidang informasi dan komunikasi telah terjadi kemajuan yang sangat pesat. Dari kemajuan dapat kita rasakan dampak positipnya antara lain:
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru di bumi bagian manapun melalui  internet
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone
c. Kita mendapatkan layanan bank yang dengan sangat mudah. Dan lain-lain
Disamping keuntungan-keuntungan yang kita peroleh ternyata kemajuan kemajuan teknologi tersebut dimanfaatkan juga untuk hal-hal yang negatif, antara lain:
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris (Kompas)
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalah gunakan fihak tertentu untuk tujuan tertentu
c. Kerahasiaan alat tes semakin terancam Melalui internet kita dapat memperoleh informasi tentang tes psikologi, dan bahkan dapat memperoleh layanan tes psikologi secara langsung dari internet.
d. Kecemasan teknologi      Selain itu ada kecemasan skala kecil akibat teknologi komputer. Kerusakan komputer karena terserang virus, kehilangan berbagai file penting dalam komputer inilah beberapa contoh stres yang terjadi karena teknologi. Rusaknya modem internet karena disambar petir.
2.   Bidang Ekonomi dan Industri
Dalam bidang ekonomi teknologi berkembang sangat pesat. Dari kemajuan teknologi dapat kita rasakan manfaat positifnya antara lain:
a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b. Terjadinya industrialisasi
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat
Kemajuan teknologi akan meningkatkan kemampuan produktivitas dunia industri baik dari aspek teknologi industri maupun pada aspek jenis produksi. Investasi dan reinvestasi yang berlangsung secara besar-besaran yang akan semakin meningkatkan produktivitas dunia ekonomi. Di masa depan, dampak perkembangan teknologi di dunia industri akan semakin penting. Tanda-tanda telah menunjukkan bahwa akan segera muncul teknologi bisnis yang memungkinkan konsumen secara individual melakukan kontak langsung dengan pabrik sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara langsung dan selera individu dapat dipenuhi, dan yang lebih penting konsumen tidak perlu pergi ke toko.
d. Persaingan dalam dunia kerja sehingga menuntut pekerja untuk selalu menambah skill dan pengetahuan yang dimiliki.Kecenderungan perkembangan teknologi dan ekonomi, akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja dan kualifikasi tenaga kerja yang diperlukan. Kualifikasi tenaga kerja dan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan akan mengalami perubahan yang cepat. Akibatnya, pendidikan yang diperlukan adalah pendidikan yang menghasilkan tenaga kerja yang mampu mentransformasikan pengetahuan dan skill sesuai dengan tuntutan kebutuhan tenaga kerja yang berubah tersebut.
e. Di bidang kedokteran dan kemajauan ekonomi mampu menjadikan produk kedokteran menjadi komoditi Meskipun demikian ada pula dampak negatifnya antara lain;1.   terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan2.   Sifat konsumtif sebagai akibat kompetisi yang ketat pada era globalisasi akan juga melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan: konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
3.   Bidang Sosial dan Budaya
Akibat kemajuan teknologi bisa kita lihat
a. Perbedaan kepribadian pria dan wanita. Banyak pakar yang berpendapat bahwa kini semakin besar porsi wanita yang memegang posisi sebagai pemimpin, baik dalam dunia pemerintahan maupun dalam dunia bisnis. Bahkan perubahan perilaku ke arah perilaku yang sebelumnya merupakan pekerjaan pria semakin menonjol.Data yang tertulis dalam buku Megatrend for Women:From Liberation to Leadership yang ditulis oleh Patricia Aburdene & John Naisbitt (1993) menunjukkan bahwa peran wanita dalam kepemimpinan semakin membesar. Semakin banyak wanita yang memasuki bidang politik, sebagai anggota parlemen, senator, gubernur, menteri, dan berbagai jabatan penting lainnya.
b. Meningkatnya rasa percaya diriKemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri  sebagai suatu  bangsa  akan  semakin  kokoh.  Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia.
c. Tekanan, kompetisi yang tajam di pelbagai aspek kehidupan sebagai konsekuensi globalisasi, akan melahirkan generasi yang disiplin, tekun dan pekerja keras Meskipun demikian kemajuan teknologi akan berpengaruh negatip pada aspek budaya:
· Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”.
· Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Akibat lanjut bisa dilihat bersama, kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja dan pelajar semakin meningkat dalam berbagai bentuknya, seperti perkelahian, corat-coret, pelanggaran lalu lintas sampai tindak kejahatan.
· Pola interaksi antar manusia yang berubah      Kehadiran komputer pada kebanyakan rumah tangga golongan menengah ke atas telah merubah pola interaksi keluarga. Komputer yang disambungkan dengan telpon telah membuka peluang bagi siapa saja untuk berhubungan dengan dunia luar. Program internet relay chatting (IRC), internet, dan e-mail telah membuat orang asyik dengan kehidupannya sendiri. Selain itu tersedianya berbagai warung internet (warnet) telah memberi peluang kepada banyak orang yang tidak memiliki komputer dan saluran internet sendiri untuk berkomunikasi dengan orang lain melalui internet. Kini semakin banyak orang yang menghabiskan waktunya sendirian dengan komputer. Melalui program internet relay chatting (IRC) anak-anak bisa asyik mengobrol dengan teman dan orang asing kapan saja.
4.   Bidang Pendidikan
Teknologi mempunyai peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan antara lain:
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan. Dampak dari hal ini adalah guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat abstrak.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka
Dengan kemajuan teknologi proses pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga menggunakan jasa pos internet dan lain-lain.Disamping itu juga muncul dampak negatif dalam proses  pendidikan antara lain:
· Kerahasiaan alat tes semakin terancam Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes Test dapat diakses melalui compact disk.. Implikasi dari permasalahan ini adalah, tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
· Penyalah gunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal.      Kita tahu bahwa kemajuan di badang pendidikan juga mencetak generasi yang berepngetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbangkan dan lain-lain.
5.   Bidang politik
a. Timbulnya kelas menengah baru Pertumbuhan teknologi dan ekonomi di kawasan ini akan mendorong munculnya kelas menengah baru. Kemampuan, keterampilan serta gaya hidup mereka sudah tidak banyak berbeda dengan kelas menengah di negara-negera Barat. Dapat diramalkan, kelas menengah baru ini akan menjadi pelopor untuk menuntut kebebasan politik dan kebebasan berpendapat yang lebih besar.
b. Proses regenerasi kepemimpinan. Sudah barang tentu peralihan generasi kepemimpinan ini akan berdampak dalam gaya dan substansi politik yang diterapkan. Nafas kebebasan dan persamaan semakin kental.
c. Di bidang politik internasional, juga terdapat kecenderungan tumbuh berkembangnya regionalisme. Kemajuan di bidang teknologi komunikasi telah menghasilkan kesadaran regionalisme. Ditambah dengan kemajuan di bidang teknologi transportasi telah menyebabkan meningkatnya kesadaran tersebut. Kesadaran itu akan terwujud dalam bidang kerjasama ekonomi, sehingga regionalisme akan melahirkan kekuatan ekonomi baru.

Dampak Positif Dan Negatif Situs Jejaring Sosial

Napsters91- Wakil Presiden Boediono mengatakan, keberadaan media sosial sebagai hasil dari revolusi teknologi informasi dan komunikasi, memiliki dampak positif sekaligus negatif yang harus diwaspadai. Wapres, saat membuka acara Konferensi Media Islam Internasional ke-2, di Jakarta, Senin, menuturkan bahwa sisi positif dari keberadaan media sosial ini di antaranya membantu memperkuat masyarakat sipil.

Media sosial juga memungkinkan semua orang untuk bebas berekspresi, berbicara, termasuk mengkritik langsung dan secara terbuka terhadap pemerintah. "Media sosial dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat. Ini adalah pengalaman di negara ini (Indonesia). Praktik demokrasi di Indonesia telah diperkaya oleh perkembangan media jejaring sosial," katanya. Seperti yang diketahui, ujarnya, Indonesia adalah salah satu pengguna terbesar media sosial seperti Facebook dan Twitter.

Melalui media sosial ini, masyarakat dapat berpartisipasi aktif dalam upaya pemberantasan korupsi, reformasi birokrasi, mendorong penegakan hukum, menjaga proses demokrasi dan pemilu, serta memastikan tata pemerintahan yang baik, ujar Wapres. Keberadaan media sosial ini membawa Indonesia pada pemerintahan yang terbuka.

Namun, Wapres menggaris bawahi bahwa media sosial juga membawa dampak buruk, terutama bagi remaja dan anak-anak. Wapres menyebutkan, ada tiga potensi buruk dari media sosial yang mengancam generasi muda. Diantaranya :
1.  Pandangan ekstremis dan radikalisme yang mengarah pada perilaku merusak seperti bom bunuh diri dan   tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama.
2.  Penyalahgunaan obat-obatan 
3.  Dan yang terakhir adalah pornografi dan seks bebas. 

"Potensi ancaman ini dapat dengan mudah diakses melalui media jejaring sosial, dalam jumlah yang besar setiap jam, setiap hari, dan mempengaruhi anak-anak kita," kata Wapres dalam acara konferensi yang diikuti 400 peserta dari sekitar 24 negara.
Untuk itu, ujar Wapres, sangat penting bagi orang tua dan guru, serta para pemuka agama untuk selalu mendampingi generasi muda dalam penggunaan media sosial. Hmm... ternyata selain banyak manfaatnya dari sisi positif ada dampak buruknya juga di sisi negatif!! :D 

Cemburu, Penjual Nasi Padang Bunuh Istri


Foto: beritajatim.com
LOWOKWARU, MALANGRAYA.info – Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Lhowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, Kompol David Subagiyo mengatakan, korban pembunuhan terhadap Rini (27) seorang istri yang bertempat tinggal di Jalan Sumbersari IV A No 255, Jumat, dilakukan oleh suaminya sendiri, Mendra (35) dan diduga karena rasa cemburu.Mendra dan Rini, tinggal di Gang 4 A, RT 07 RW 01, Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang. Mendra dan istrinya, berjualan nasi padang, di sekitar Kampus Universitas Negeri Malang (UM).
“Dari hasil pemeriksaan Polsek Lhowokwaru, korban meninggal akibat dibunuh suaminya sendiri yakni Mendra, dan motif pembunuhan karena rasa cemburu dalam rumah tangga mereka,” kata David usai melakukan identifikasi korban, Jumat.
David mengatakan, pelaku pembunuhan sudah menyerahkan diri ke kantor Polsek Lhowokwaru, sedangkan korban tewas langsung dibawa petugas ke kamar mayat Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) untuk dilakukan otopsi.
Kronologi pembunuhan, terjadi saat adanya pertengkaran dalam rumah tangga kedua pasangan tersebut Jumat pagi. Akibat pertengakaran itu, Mendra lantas membunuh istrinya sendiri diatas tempat tidur.
“Kami menerima laporan peristiwa ini sekitar pukul 09.00 WIB, kemudian petugas langsung menuju lokasi untuk melakukan identifikasi, sedangkan tersangka pembunuhan sebelum datang ke Kantor Polsek untuk menyerahkan diri, sempat melakukan aksi bunuh diri,” katanya.
Tetangga korban, Budi Santoso, mengatakan, aksi bunuh diri yang dilakukan oleh pelaku itu dengan menyayat tangan dan meminum racun serangga, namun aksi tersebut diketahui dan pelaku dibawa untuk menyerahkan diri ke kantor polisi.
“Usai membunuh istrinya, korban sempat mencoba bunuh diri dengan menyayat tangan dan meminum racun serangga, namun saya minta agar menyerahkan diri saja ke Polsek Lhowokwaru,” kata Budi.
Sementara itu, hasil identifikasi Polsek Lhowokwaru, korban tewas tersebut mengalami luka di bagian tangan kanannya, dan pada lehernya ada bekas jeratan.

KRISIS PENEGAKAN HUKUM DI INDONESIA



         Orang dapat menganggap lain atas istilah krisis penegakan hukum itu dan memberi tekanan pada faktor-faktor yang telah menentukan isi sesungguhnya dari hukum. Namun untuk mencapai supremasi hukum yang kita harapkan bukan faktor hukumnya saja, namun faktor aparat penegak hukum juga sangat berpengaruh dalam mewujudkan supremasi hukum walaupun tidak itu saja. Orang mulai tidak percaya terhadap hukum dan proses hukum ketika hukum itu sendiri masih belum dapat memberikan keadilan dan perlindungan bagi masyarakat. Pengadilan sebagai institusi pencari keadilan sampai saat ini belum dapat memberikan rasa puas bagi masyaralat bawah. Buktinya para koruptor milyaran bahkan triliunan rupiah masih berkeliaran dialam bebas, bolak-balik keluar negeri, hiburan kemana saja bisa dilakukan. Padahal mereka jelas-jelas korup uang negara. Bahkan ada yang sudah di putus dengan hukuman penjara pun masih bisa melakukan aktivitas sehari-harinya. Sedangkan kalau kita lihat ke bawah pencuri, jambret, perampok kecil-kecilan yang terpaksa mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan dan mempertahankan hidupnya harus dihajar dan dianiaya dalam proses penyidikan dikepolisian. Dan memang ini adalah merupakan kejahatan dan melanggar hukum, tetapi kalau dibandingkan dengan para koruptor (penjahat kera putih) yang hanya dapat dilakukan orang diatas dapat begitu saja lepas dari jeratan hukum. Dan ini adalah faktor aparat penegak hukumnya yang belum mampu menegakan supremasi hukum. Kepolisian sebagai aparat yang berhubungan langsung dengan masyarakat dan mempunyai tugas sebagai pelindung dan pengayom, menjadi tugas yang disampingkannya. Polisi ditingkat sektor terutama, dengan uang tebusan dari keluarga seorang penjahat atau yang sudah mempunyai status tersangka bisa keluar dan tidak diproses sesuai dengan hukum yang berlaku, padahal sebenarnya sudah sangat jalas didalam KUHAP, yang nota bene hukum produk manusia ini menekankan bahwa perkara pidana adalah perkara yang tidak mengenal Winwin solution , seperti dalam perkara perdata. Dalam contoh di atas membuktikan ketidak profesional atau polisi yang hanya mencari duit lewat pemerasan saja. Bukti tersebut banyak sekali penulis dapat memberikan fakta. Kasus serupa tidak hanya dilakukan oleh pihak kepolisian saja tetapi di tingkat pengadilan pun ada, seperti dalam kasus asuransi jiwa manulaif, ketidak profesionalan polisi dan hakim ini disebabkan karena moral dan pendidikannya yang tidak baik. Kesalahan moral tidak seperti kesalahan seperti salah tendang dalam permainan sepak bola atau salah tamplek dalam bulu tangkis tetapi kesalahan moral adalah kesalahan dari hati yang paling dalam/luhur dan di pertanggung jawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Memanglah sulit untuk mencari orang yang mempunyai moral yang baik sekarang ini, mungkin disebabkan kerena keadaan ekonominya. tetapi penulis mempunyai gagasan bahwa moral akan terbentuk dengan berdasarkan Agama sebagi keyakinan bukan Ilmu, jadi berprilaku secara agama dan berfikir secara ilmu, dari segi pendidikan para aparat penegak hukum sekarang ini juga belum menunjukkan kepintarannya, penulis mempunyai gagasan bahwa untuk memperbaiki aparat penegak hukum di Indonesia khususnya hakin dan jaksa, perlulah bangsa ini mempunyai lembaga/ konstitusi yang jelas berdasarkan aturan yang jelas pula. Kekecewaan atau ketidak puasan pencari keadilan dapat kita lihat dalam setiap kasus yang masuk dan diproses didalam pengadilan (kasus Perdata) atau banyaknya para pihak yang berperkara di pengadilan yang setelah diputus oleh hakim pengadilan tingkat pertama, melakukan upaya hukum, (banding, kasasi, peninjauan kembali) ini membuktikan bahwa setiap keputusan di pengadilan belum dapat memberikan rasa adil dan puas. Dan walaupun memang setiap orang berhak untuk melakukan upaya hukum sesuai peraturan yang berlaku.

(Disampaikan dalam diskusi interaktif Unit Pengabdian dan Studi Hukum Fakultas Hukum UJB Yogyakarta koordinator devisi pengabdian dan advokasi hukum UPSH FH UJB)
            Berbagai macam Undang-Undang telah di syahkan, direvisi dan di berlakukan KUHP, KUHPerdata dan peratuaran lain di Indonesia yang peningglan kolonial sudah tidak cocok lagi untuk jaman sekarang ini. Dan untuk mengatasinya. pemerintah khususnya legislatif sudah Undang-Undang tersebut. Didalam hasil revisi ternyata memang telah direvi namun benar juga walaun hasinya maksimal namun kalu kita lihat secara rasional aturan yang dibuat oleh manusia dan untuk diberlakukan untuk manusi memang harusbersumber dari sesuatu dimana hukum itu dari pembuat aturan hukum sejati, lain tidaklain adalah sang pembuat hukum sejati itu adlah Allah Aza wa Jalla. 
            Kalau telaah lebih dekat lagi krisis penegakan hukum yang telah menjamur terjadi di indonesia ini. Dari berbagai kasus dari tingat pejabat sampai rakyat semuanya mengacu pada keberpihakan hukum pada kalangan tertentu saja. Tak jarang hukum di Indonesia ini hanya untuk kalangan yang berduit. Yang tidak mempunyai uang  tidak mempunyai hak atas hukum walaupun dia benar. Kalau dilihat dari struktur Negara kita Indonesia adalah negara hukum tapi kenapa banyak pelanggar hukum. Ini sebuah pertayaan yang selalu muncul dalam benak kita. Krisis Penegakan hukum telah menjamur dinegeri ini, mungkin ironis sekali jika hal ini menjadikan negara kita  sebagai Negara hukum namun miskin hukum dan banyak miskin dalam hal lain lagi. Hal ini dikarenakan landasan berpijak hukum kita adalah hukum Kolonial  yang penuh dengan bentuk diskriminasi dan celah. Tak dapat disanggkal lagi penyebab krisis hukum ini kalau kita kaji lebih mendalam adalah diterapkanya hukum-hukum buatan manusia yaitu hukum Kolonial produk zaman belanda yang sudah tak relevan lagi seperti KUHP (Kitab Undang_Undang Hukum Pidana), KUHPerdata (Kitab Undang_Undang Hukum Perdata).
Penyebab krisis hukum ini adalah tidak diterapkanya hukum-hukum yang bersumber dari Allah dan didak adanya institusi yang sempurna yang mengatur segala permasalahan hukum di Negara kita ini, serta tidak adanya pemimpin yang menerapkan aturan-aturan yang merujuk dari suatu aturan yang sempurna yaitu ISLAM. Jelas yang terjadi penyimpangan dalam penegakan hukum itu sendiri. Karena hukum di Indonesia ini produk dari manusia. Sehingga pembuat hukum biasa yang menguntungkan si pembuat hukum itu sendiri. Jadi krisis penegakan hukum saat ini tidak lain hanya bentuk dari kecerobohan manusia itu sendiri yang diberi hak untuk membuat hukum/ aturan. Karena hak yang membuat hukum hanya milik  Allah.
Solusi praktis dalam penerapan hukum ini hanya satu yaitu kembali pada aturan dari si penguasa manusia itu yaitu hukum Allah. Dan tiada orang lain yang akan menerapkan hukum Allah ini adalah pemimpin yang didedikasikan sebagai orang yang akan menerapkan hukum dari Allah itu sendiri yang berupa AL-QURAN dan AL-HADIST. Maka diperlukan pemimpin yang tahu tentang penerapan hukum-hukum Allah. KHILAFAH adalah pemimpin itu, Daulah Khilafah bentuk negaranya. secara ringkas, Imam Taqiyyuddin An Nabhani mendefinisikan Daulah Khilafah sebagai kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin dan non muslimin di dunia untuk menegakkan hukum-hukum yang bersumber dari sang penguasa jagat raya ini yaitu Syariat Islam. (Imam Taqiyyuddin An Nabhani, Nizhamul Hukmi fil Islam, hal. 17). Karena hanya dengan hukum ini dunia akan sejahtera apalagi hanya untuk negara indonesia ini. Sejarah membuktikan idiologi kapitalisme dan sosialis komunis telah gagal dalam membangun masyarakat yang makmur di muka bumi ini. apalagi sosialis komunis yang telah turun dalam pentas dunia yang telah mengalami kegagalan dalam mensejahterakan rakyatnya dengan sistem kolektifnya yang sebenarnya hanya untuk orang-orang tertentu.    Kapitalisme baru kira-kira 80 tahun memimpin dunia ini telah membawa masyarakat ini ke dalam keterpurukan diberbagai bidang, dari bidang ekonomi, politik, pendidikan, kesehatan sosial budaya dan khususnya untuk aspek hukum itu sendiri. Kesenjangan yang teramat dalam terjadi di negara yang kaya ini. Ada pepatah “ tikus mati dilumbung padi” artinya dinegeri kaya dengan berbagai kekayaan namun kekurangan pangan bahkan mati kelaparan, sangat ironis sekali hal ini bisa terjadi.
Semua itu salah satunya tidak adanya pemimpin yang menjalalankan dan menerapkan aturan Allah. Maka terjadilah fasat. Fasat adalah suatu bentuk kerusakan yang dimana bentuk fasat itu adalah dari tidak diberlakukanya aturan Allah yang diterpakan oleh pemimpin atau KHILAFAH.
(Cana Prastya  SH ) Alumni  Fakultas  Hukum  Universitas Janabdra  Yogyakarta)

Dampak Positif Dan Dampak Negatif Globalisasi Dan Modernisasi

Dampak Positif
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap
Adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

Dampak Negatif

Dampak negatif modernisasi dan globalisasi adalah sebagai berikut.
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagi membutuhkan orang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia. Budaya negatif yang mulai menggeser budaya asli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebas remaja, dan lain-lain.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangan sosial.